Rajabola88.com Agent judi Online Betting Bola Indonesia
![]() |
Rajabola88.com Agent judi Online Betting Bola Indonesia |
"Tidak ada pilihan lain. Kalau di kampung banyak orang, di sini hanya kami. Jadi kawin saja dengan saudara," kata Mama Tanio, salah satu perempuan Suku Polahi yang ditemui di Hutan Humohulo, Pegunungan Boliyohuto, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo.
Suku Polahi
adalah merupakan suku yang masih hidup di pedalaman hutan Gorontalo.
Mereka memiliki beberapa kebiasaan yang primitif. Tidak mengenal agama
dan pendidikan, serta cenderung tidak mau hidup bersosialisasi dengan
warga lainnya.
Meskipun beberapa keluarga Polahi sudah mulai membangun tempat tinggal tetap akan tetapi kebiasaan nomaden mereka masih ada. "Suku Polahi akan berpindah tempat, jika salah satu dari keluarga mereka meninggal".
Mereka memiliki kebiasaan yang primitif. Salah satu kebiasaan yang hingga saat ini masih terus dipertahankan oleh suku Polahi
adalah kawin dengan keluarga sendiri yang masih satu darah. Ini
merupakan Hal biasa bagi mereka ketika seorang ayah mengawini anak
perempuannya sendiri, begitu juga seorang anak laki-laki kawin dengan
ibunya.
Kondisi ini diakui
oleh satu keluarga Polahi yang ditemui di hutan Humohulo. Kepala
sukunya, Baba Manio, meninggal dunia sebulan lalu. Baba Manio beristri
dua, Mama Tanio dan Hasimah. Dari hasil perkawinan dengan Mama Tanio, lahir Babuta dan Laiya.
Babuta yang sekarang mewarisi kepemimpinan Baba Manio memperistri adiknya sendiri, hasil perkawinan
Baba Manio dengan Hasimah. Hasimah sendiri merupakan saudara dari Baba
Manio. Kelak anak-anak Babuta dan Laiya akan saling kawin juga.
"Kalau mau kawin, Baba Manio membawa mereka ke sungai. Disiram dengan air sungai lalu dibacakan mantra. Sudah, cuma itu syaratnya," ujar Mama Tanio dengan polosnya.
Ketertinggalan
mereka di hutan dan tidak adanya pengetahuan bagi mereka terhadap etika
sosial dan agama membuat suku Polahi tidak mengerti bahwa inses
dilarang. Menurut mereka, kawin dengan sesama saudara kandung adalah
salah satu cara untuk mempertahankan keturunan Polahi.
"Yang mengherankan, tidak ada dari turunan mereka yang cacat sebagaimana akibat dari perkawinan satu darah pada umumnya," ujar Ebbi Vebri Adrian, seorang juru foto travel yang ikut menyambangi suku Polahi.
Faktanya, belum terdapat penelitian
yang bisa mengungkapkan akibat dari perkawinan satu darah yang terjadi
selama ini di Suku Polahi. Tetapi, dibandingkan dengan suku-suku
pedalaman lainnya di Indonesia, mungkin hanya Polahi yang mempunyai
kebiasaan primitif tersebut. Sebuah ironi atau keprihatinan yang masih
saja terjadi di belahan bumi Indonesia ini.
0 comments:
Post a Comment